Kamis, 04 Desember 2008

Al Qur'an


1. Apakah Al Qur’an itu?
“Qur’an” menurut pendapat yang paling kuat, seperti yang dikemukakan Dr. Subhi Al Salih berarti “bacaan” dari asal kata “qara’a”. Kata Al Qur’an itu berbentuk masdar dengan arti isim maf’ul yaitu maqru’ (dibaca). Adapun definisi Al Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Melalui perantara Malaikat Jibril yang merupakan mukjizat dan menggunakan bahasa arab, berisi tentang petunjuk dan pedoman hidup bagi manusia, serta bila kita membacanya adalah ibadah.

2. Apa tujuan Allah menurunkan Al Qur’an?
a. Al Qur’an digunakan sebagai sumber hukum umat manusia
Al Qur’an sebagai sumber hukum memiliki tiga inti atau komponen dasar hukum, yaitu :
1) Hukum yang berhubungan dengan masalah akidah (keimanan) dan tercermin dalam rukun iman.
2) Hukum yang mengatur hubungan manusia dengan Allah secara lahiriah, antara manusia dengan sesamanya, dan dengan lingkungan sekitarnya.
3) Hukum yang berhubungan dengan perilaku atau akhlak manusia, baik sebagai makhluk individu ataupun makhluk sosial.
b. Al Qur’an sebagai pedoman hidup umat manusia
Kita sebagai umat Islam harus selalu menjadikan Al Qur’an sebagai pedoman hidup kita, karena Al Qur’an memiliki kelebihan dan keistimewaan yang tidak dimiliki kitab-kitab sebelumnya.
Kelebihan dan keistimewaannya antara lain :
1) Al Qur’an mengandung ringkasan ajaran ketuhanan yang pernah dimuat dalam kitab-kitab sebelumnya.
2) Al Qur’an ditujukan bagi semua umat manusia.
3) Al Qur’an mempunyai kelengkapan yang luar biasa mengenai berbagai aspek kehidupan dan memiliki keluwesan dari segi pemahaman.
4) Al Qur’an diturunkan dalam bahasa yang sangat indah, m,udah dibaca, diingat, dan dipahami.

3. Bagaimana keadaan Al Qur’an pada masa Rasulullah?
Pada permulaan Islam, bangsa Arab adalah bangsa yang buta huruf, amat sedikit di antara mereka yang pandai menulis dan membaca. Walaupun demikian, mereka mampunyai ingatan yang amat kuat. Karena itulah, setiap diturunkan ayat Al Qur’an, Nabi menyuruh umatnya untuk menghafal dan menulisnya. Nabi menerangkan urutan ayat-ayat tersebut. Nabi membuat peraturan bahwa Al Qur’an saja yang boleh ditulis. Selain Al Qur’an (Hadist atau pelajaran-pelajaran yang didengar dari Nabi) dilarang ditulis.
Nabi menganjurkan supaya Al Qur’an tersebut dihafal, selalu dibaca, dan diwajibkan membacanya dalam shalat, sehingga sangat banyak orang yang hafal Al Qur’an.
Nabi juga mempunyai beberapa orang penulis yang bertugas menuliskan Al Qur’an untuk beliau, antara lain Ali bin Abi Thalib, Usman bin Affan, Ubay bin Ka’ab, Zaid bin Tsabit, dan Mu’awiyah.
Ada tiga unsur yang tolong-menolong memelihara Al Qur’an, yaitu ::
1) Hafalan dari para penghafal Al Qur’an
2) Penulisan Al Qur’an untuk Rasulullah saw. secara khusus.
3) Pencatatan Al Qur’an yang ditulis oleh mereka yang mahir baca tulis untuk disimpan sendiri.
Ketika Nabi wafat, Al Qur’an tersebut telah sempurna diturunkan dan telah dihafal oleh ribuan manusia, dan telah dituliskan pula ayat-ayatnya.

4. Mengapa dinamakan surat Al Baqarah?
Dinamakan surat Al Baqarah karena di dalamnya disebutkan kisah penyembelihan sapi betina yang diperintahkan Allah kepada Bani Israil. Kisah ini menjelaskan watak orang Yahudi pada umumnya. Kisah tentang penyembelihan sapi betina ini terdapat dalam surat Al Baqarah : 67-74

Tidak ada komentar:

Posting Komentar